• Sen. Des 2nd, 2024

Jepretnews.com

Berita Terkini Akurat Dan Berimbang

Pembangunan Berkelanjutan Prioritas Desa Tangsi Duren

Byadmin_jepretnews

Apr 1, 2024

Kepahiang, Jepretnews.com – Program pembangunan berkelanjutan tampaknya, menjadi program prioritas pemerintah desa (Pemdes) Tangsi Duren Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang.

Hal itu merujuk kepada Sustainable Development Goals (SDGs) guna mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan. Sebagai bagian dari upaya untuk mencapai target tujuan pembangunan berkelanjutan nasional (SDGs Nasional) hingga ke tingkat desa.

Kepada media Jepretnews.com Senin (1/4) kepala desa Lomari Yusup menyampaikan, SDGs Desa merupakan upaya terpadu mewujudkan Desa tanpa kemiskinan dan kelaparan, Desa ekonomi tumbuh merata, Desa peduli kesehatan, Desa peduli lingkungan, Desa peduli pendidikan, Desa ramah perempuan, Desa berjejaring, dan Desa tanggap budaya untuk percepatan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

“Merujuk pada pembangunan berkelanjutan desa Tangsi Duren tahun anggaran 2024 bangun Jembatan menuju Air Terjun, Rabat Beton, Lampu Jalan, Tampal Batas Desa (TBD), Ketahan Pangan, Stunting, dan BLT-DD,” tutur Komari Yusup.

Komari menambahkan, merujuk dari Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 13 Tahun 2020 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2021, setidaknya ada 18 tujuan dan sasaran pembangunan melalui SDGs Desa tersebut, yaitu:

Desa tanpa kemiskinan, Desa tanpa kelaparan, Desa sehat dan sejahtera, Pendidikan desa berkualitas, Desa berkesetaraan gender, Desa layak air bersih dan sanitasi, Desa yang berenergi bersih dan terbarukan, Pekerjaan dan pertumbuhan ekonomi desa, Inovasi dan infrastruktur desa, Desa tanpa kesenjangan, Kawasan pemukiman desa berkelanjutan, Konsumsi dan produksi desa yang sadar lingkungan, Pengendalian dan perubahan iklim oleh desa, Ekosistem laut desa, Ekosistem daratan desa, Desa damai dan berkeadilan, Kemitraan untuk pembangunan desa, Kelembagaan desa dinamis dan budaya desa adaptif.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *